Thariq.sch.id- Sahabat Thariq yang senantiasa dirahmati Allah Swt, sebagai umat muslim tentunya kita sudah mengetahui bahwa Islam adalah agama sempurna yang mengatur semua sendi kehidupan. Salah satunya yaitu persaudaraan sesama muslim. Tidak dapat dipungkiri bahwa majunya peradaban Islam zaman dahulu tidak lepas dari rapatnya barisan kaum muslimin. Hal inilah yang senantiasa dicari celahnya oleh Iblis agar umat muslim sulit untuk bersatu dan tercerai berai dengan menghembuskan berbagai macam perbedaan sehingga menimbulkan perselisihan. Secara umum, ada beberapa tingkatan persaudaraan dalam Islam mulai dari tingkatan terendah yaitu Ta’aruf (saling mengenal), Tafahum (saling memahami), Ta’awun (saling tolong menolong), Takaful (saling menanggung), dan yang tertinggi yaitu Itsar (mendahulukan orang lain daripada diri sendiri).


Salah satu momen Itsar yang terkenal dan tercatat dalam sejarah yaitu ketika tiga orang pejuang Islam yaitu Ikrimah bin Abu Jahal, Harits bin Hisyam dan Suhail bin Umair mengalami luka parah dan sedang menghadapi kondisi kritis saat terjadinya perang Yarmuk. Ketika seorang sahabat ingin memberikan air kepada Ikrimah yang merasa haus namun tiba-tiba Harits yang berada didekatnya juga mengeluh kehausan. Kemudian Ikrimah meminta air itu diberikan kepada Harits. Belum lagi Harits meminum air, terdengar Suhail mengerang kehausan. Harits pun mendahulukan Suhail untuk minum. Tapi, Suhail pun tidak jadi minum dan mendahulukan Ikrimah yang kembali mengerang kehausan. Begitu gelas berisi air itu didekatkan ke bibir Ikrimah, ternyata dia sudah meninggal. Demikian pula ketika air hendak diminumkan ke Harits, ternyata dia juga telah tiada. Lalu, Suhail menyusul syahid pula. Ketiganya gugur di medan jihad tanpa sempat minum untuk kali yang terakhir.
لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Artinya: “Tidak beriman seseorang di antaramu hingga kamu mencintainya seperti kamu mencintai dirimu sendiri.” (HR Bukhari dan Muslim).
Hal luar biasa dari Itsar yang dilakukan ketiga pejuang Islam ini adalah mereka melakukannya bukan saat sedang lapang atau dalam keadaan normal melainkan saat akan menghadapi kematian.
Ternyata ajaran Islam tentang Itsar ini juga dilakukan oleh orang Jepang sehingga menjadi budaya keseharian. Mereka menamakannya dengan Kizukai yang secara harfiah yaitu “memikirkan orang lain” atau “bertindak dengan penuh pertimbangan”. Berbagai contoh ki-zukai yang dilakukan oleh orang Jepang yaitu :
- Saat makan bersama, orang Jepang cenderung memperhatikan apakah orang lain sudah mendapat makanan sebelum mereka mulai makan.
- Dalam dunia kerja, kizukai terlihat dari kebiasaan yang tergolong tindakan kecil yaitu tidak berbicara terlalu keras agar tidak mengganggu rekan kerja.
- Menyesuaikan suhu AC dalam ruangan agar semua orang merasa nyaman
- Ketika parkir, orang yang datang lebih awal justru parkir lebih jauh. Hal ini dilakukan agar teman-temannya yang datang belakangan bisa parkir lebih dekat karena mungkin sedang terburu-buru. Sedangkan mereka yang datang awal masih punya waktu yang cukup untuk berjalan.
- Ketika berada ditempat umum negara lain misalnya stadion, orang Jepang akan sangat memperhatikan kebersihan. Bahkan tidak jarang kita melihat mereka mengambil sampah ketika pertandingan selesai.
Masih banyak contoh lainnya yang menggambarkan kizukai dalam budaya Jepang. Maka tidak heran Jepang menjadi salah satu negara maju di dunia. Pertanyaannya adalah apakah Indonesia bisa menerapkan ini ?
Jawabannya seharusnya bisa. Selain Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk muslim yang memiliki tuntunan dan contoh dalam agamanya, budaya gotong royong juga sudah melekat di masyarakat. Mudah-mudahan “mendahulukan oranglain daripada diri sendiri” menjadi budaya di Indonesia. Sehingga Indonesia menjadi negara maju melebihi Jepang dikemudian hari. (fr)




