Hikmah Jum’at : Tabayyun Terhadap Informasi

Share

Facebook
WhatsApp
Telegram

Thariq.sch.id- Sahabat thariq yang dirahmati Allah Swt, perkembangan teknologi informasi saat ini suka tidak suka membuat berita yang ada di masyarakat akan tersebar dengan cepat. Sampai-sampai berita yang sifatnya pribadi tidak jarang menjadi konsumsi umum dan menjadi viral. Seperti akhir-akhir ini yang sedang hangat tentang informasi dugaan ijazah palsu mantan presiden, Lantas bagaimana sikap kita sebagai seorang mukmin dalam menyikapi derasnya arus informasi ?

Allah Swt berfirman dalam surat Al-Hujurat : 6

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا ۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ ۝٦

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu.

Kata Fasiq dan Naba’adalah dua kata kunci dalam memahami ayat diatas. Fasiq adalah orang yang menyimpang dalam agama, keyakinan, dan perilakunya. Kata “in” yang berarti “jika” dalam ayat “jika datang kepadamu orang fasik membawa berita” menunjukkan suatu keraguan. Sehingga secara prinsip seorang mu’min semestinya bersikap ragu dan berhati-hati terlebih dahulu terhadap segala informasi dari seorang fasik untuk kemudian melakukan pengecekan akan kebenaran berita tersebut. Dan tidak menerima berita itu begitu saja atas dasar kebodohan (jahalah) yang akan berujung kepada kerugian dan penyesalan.

Berdasarkan hukumnya, Syaikh Nashir As-Sa’di rahimahullah membagikan sumber (media) berita kepada tiga klasifikasi yaitu :

1. Berita dari seorang yang jujur yang secara hukum harus diterima

2.Berita dari seorang pendusta yang harus ditolak

3.Berita dari seorang yang fasik yang membutuhkan klarifikasi, cek dan ricek terkait kebenarannya.

Setelah kita mendengar informasi, maka sebagai mukmin hendaknya melakukan beberapa hal berikut agar tidak terjebak dengan berita palsu/hoaks :

1. Tabayyun (Klarifikasi)

2. Bertanya kepada ahlinya hal ini terdapat dalam surat (Al-Anbiya : 7, An-nisa : 83)

3. Berfikir dan menganalisa terlebih dahulu tentang isi berita (An-Nuur : 15)

4. Berfikir dan menimbang akibat dari berita itu disebarkan

5. Tingkatkan kemampuan membaca (literasi)

6. Jika berita negatif yang datang terbukti benar, namun ada potensi menyakiti kehormatan sesama muslim maka

menyebarkannnya adalah perbuatan haram.

Jika berita negatif yang tersebar menimpa seorang muslim, maka sikap kita sebagai saudaranya sesama muslim yaitu :

1. Mengedepankan Husnudzon (berprasangka baik) kepada saudaranya

2. Meminta dalil/bukti kepada penyebar berita negatif sebab ia telah mencederai kehormatan muslim, dan

memperingatkan untuk berhenti menyebarkannya.

3. Cukup berita sampai kepadanya, tidak membicarakan apalagi menyebarkannya

4. Mengembalikan perkara kepada pihak yang berwenang, sekiranya berita tersebut memiliki dampak negatif

dalam kehidupan bermasyarakat.

Baca juga : Haflah Al-Qur’an 2025 SMAIT TBZ : Al-Qur’an Di Hati, Prestasi Di Bumi, Syurga Menanti.

Baca juga : Hikmah Jum’at : 8 Lelah yang Di Cintai Allah

Ditulis oleh : (alm) Ustadz M. Ma’mun Salman, M.Pd.I (Guru Al-Qur’an LPIT TBZ)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1000 siswa baru telah terdaftar !